Sejarah amdk FujiRO : Saya memulai FujiRO sejak tahun 2001. Hanya dengan modal mesin kecil berkapasitas 190 liter per hari, saya mengisi galon dan menjajakannya ke tetangga sekitar. Saat itu, satu galon saya jual seharga Rp5.000, menggunakan sepeda dan semangat yang besar—walau modal dan tenaga sangat terbatas. Mesin pertama itu saya sebut F10.
Setelah melihat antusiasme pelanggan, saya mulai memasarkan mesin kecil tersebut ke teman-teman lain yang ingin mandiri. Dari satu rumah ke rumah lainnya, dari satu kota ke kota berikutnya, bisnis kecil ini perlahan tumbuh menjadi usaha yang saya beri nama FujiRO.
Bermodalkan kepercayaan dan pengalaman di lapangan, saya mulai mengembangkan sistem depot air isi ulang secara lengkap—bukan hanya mesin, tapi juga pelatihan, instalasi, dan strategi usaha. Dari Lhokseumawe hingga Timika, ribuan mitra kini telah merasakan manfaatnya.
Langkah Demi Langkah, Bukan Sekadar Bertahan
Perjalanan membangun usaha depot isi ulang bukanlah jalan lurus tanpa hambatan. Setiap langkah dijalani setahap demi setahap, penuh liku dan pelajaran. Ada suka yang membesarkan hati, tapi juga duka yang menguras waktu, tenaga, biaya, bahkan air mata.
Saya mengalami sendiri bagaimana setiap kemajuan kecil harus ditebus dengan kesabaran panjang. Mesin pernah macet, pelanggan pernah hilang, dan kepercayaan sempat goyah. Namun semua itu tidak membuat saya mundur, justru memperkuat fondasi usaha ini.
Kendala yang datang bukan untuk menghentikan, tapi untuk menguji apakah saya cukup layak memperjuangkan mimpi ini. Justru dari situlah muncul kekuatan baru. Banyak yang memulai, tapi tak semua bertahan saat ujian datang. Karena yang membedakan bukan siapa yang paling cepat, tapi siapa yang tetap berdiri saat badai datang.
Saya sering melihat depot-depot lain yang seperti kursi malas—bergerak, tapi tidak maju. Berayun ke kiri dan kanan, tapi tetap di tempat yang sama. Karena tidak semua yang bergerak itu melangkah, dan tidak semua yang diam itu istirahat.
Yang saya pelajari: dalam usaha, konsistensi lebih penting daripada sekadar semangat awal. Dan keberhasilan bukan ditentukan oleh keberuntungan, tapi oleh siapa yang berani terus berjalan.
Belajar dari Nol: Pabrik AMDK dan Realita di Baliknya
Setelah lebih dari tujuh tahun mendalami dunia industri air minum dalam kemasan (AMDK), saya mulai menyadari bahwa membangun pabrik air bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Awalnya saya pikir, cukup dengan menambah mesin pengisian otomatis seperti di depot air minum isi ulang—urusan selesai. Tapi ternyata, kenyataannya jauh berbeda.
Untuk memenuhi standar legalitas seperti SNI dan izin MD dari BPOM, ada begitu banyak komponen penting yang mutlak harus dimiliki. Bukan hanya sekadar mesin pengisi atau galon steril. Saya harus mempelajari satu per satu, termasuk alat-alat yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan.
Contohnya, alat laboratorium internal yang digunakan untuk uji kualitas air secara berkala—bukan hanya formalitas, tapi syarat mutlak dalam audit. Lalu ada juga ozone generator, yang berfungsi mensterilkan air dan kemasan secara menyeluruh. Tapi ini bukan seperti alat “ozon” murah yang beredar di pasaran dan mirip pompa aquarium. Yang dibutuhkan adalah alat industri dengan standar medis dan output terukur, bukan sekadar gelembung di air.
Semua proses ini membuat saya paham bahwa membangun pabrik AMDK bukan hanya soal beli mesin dan pasang label. Tapi soal pemahaman, tanggung jawab, dan kepatuhan terhadap aturan. Karena setiap botol air yang keluar dari pabrik membawa nama kita, dan juga tanggung jawab kepada masyarakat yang mengonsumsinya.
Jika kamu mau, bagian berikutnya bisa mengarah ke: “Transformasi FujiRO: Dari Depot ke Skala Pabrik dan Sistem Berstandar Nasional”. Siap saya bantu lanjutkan.
Mesin Kemasan: Pelajaran Berharga dari Perhitungan Produksi
Saat merintis ke dunia air minum dalam kemasan, saya sempat berpikir untuk memulai dari yang kecil terlebih dahulu. Rencana awalnya adalah menggunakan mesin pengisian 2 line, dengan anggapan bahwa nanti bisa di-upgrade menjadi mesin 4 line jika produksi meningkat. Strategi ini tampak hemat dan masuk akal… sampai akhirnya saya mulai menghitung ulang seluruh biaya produksi secara detail.
Ternyata, dari sisi daya listrik dan kebutuhan SDM, mesin 2 line dan 4 line nyaris tidak ada perbedaan signifikan. Kedua jenis mesin tetap membutuhkan energi listrik dan operator dengan jumlah yang sama. Perbedaan utamanya hanya pada kecepatan dan kapasitas produksi.
Di sinilah saya menyadari bahwa memilih mesin 4 line sejak awal justru lebih efisien secara jangka panjang. Biaya listrik adalah pengeluaran rutin bulanan, dan merupakan salah satu komponen terbesar dalam kalkulasi harga pokok produksi. Maka keputusan memilih mesin 4 line bukan lagi soal ukuran, tapi soal strategi keberlanjutan.
Belum lagi bicara tentang mesin pengemasan botol (filling bottle) yang merupakan salah satu investasi paling besar dalam lini produksi AMDK. Tidak hanya harganya tinggi, tetapi juga kompleksitas instalasi dan sinkronisasi dengan sistem lainnya memerlukan perencanaan yang matang. Kesalahan dalam memilih spesifikasi di tahap awal bisa berdampak besar pada efisiensi operasional jangka panjang.
Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa di dunia manufaktur, “mulai kecil dulu” tidak selalu berarti hemat. Terkadang, keputusan yang tampak besar di awal justru menyelamatkan kita dari biaya lebih besar di belakang hari.
Ijin Lokal – juga sangat berbeda dengan ijin lokal depot walaupun bunyinya sama spt SIUP, HO, TDP dll – ternyata untuk ijin industri tidak semudah buka depot air minum isi ulang karena diperlukan UKL, AMDAL dll. Yang juga sangat makan biaya jutaan.
SNI – dikeluarkan dari deperindag, dan untuk mengurus ini seperti hal nya anda kuliah, membuat skripsi setebal 15 cm dan ujian pendadaran. Jadi yang di uji bukan hanya kualitas mesin saja, tetapi juga administrasi, prosedur pembelian, pengisian, pemeliharaan, management sdm dll yang sangat sangat makan waktu dan biaya juga. Dengan tekad dan semangat yang tinggi, akhirnya bisa lulus ujian SNI dan mendapatkan sertifikat SNI.
MD – dikeluarkan oleh BPOM – MD disebut juga dengan ijin edar. Pengurusan ini diperlukan sertifikat asli SNI, dan ada audit dari BPOM juga untuk uji kelayakan semua hal dalam usaha AMDK ini. Terbit MD sekitar 4-8 bulan dan tergolong lama karena MD diterbitkan hanya di jakarta, tidak seperti SNI yang bisa terbit di Jakarta, Semarang, Surabaya dan katanya di Bandung, Medan, Makassar juga sudah bisa diterbitkan. Akhirnya setelah sekian bulan sertifikat MD FUJIRO pun terbit juga.
Perjuangan untuk membuat pabrik AMDK dari peralatan hingga perijinan sangat sangatlah menguras waktu, tenaga, pikiran dan tentunya uang juga. Saya juga sangat bersyukur akhirnya bisa melewati hal yang saya anggap HAL YANG BESAR dalam usaha pabrik AMDK ini.
Referensi Industri AMDK & SNI
Dalam membangun pabrik AMDK, memahami standar nasional dan praktik terbaik sangat penting. FujiRO tidak hanya menyediakan mesin, tetapi juga membantu Anda memahami proses sertifikasi seperti SNI, BPOM, dan Halal MUI, yang merupakan bagian dari legalitas wajib di industri air minum kemasan.
Sebagai referensi tambahan, Anda dapat mempelajari pedoman teknis dan regulasi industri AMDK langsung dari situs resmi Badan Standardisasi Nasional (BSN) di: <a href=”https://www.bsn.go.id” target=”_blank” rel=”dofollow”>https://www.bsn.go.id</a>
Dengan dukungan dari FujiRO dan pemahaman regulasi yang benar, Anda bisa membangun usaha yang legal, profesional, dan berkelanjutan.
Ternyata setelah semua ijin selesai, ada HAL YANG LEBIH BESAR lagi yang dihadapi saat melangkah ke tahap selanjutnya : BAHAN BAKU KEMASAN seperti dus, gelas, botol dan sebagainya yang kena minimum order dan nilainya bukan sekedar puluhan juta rupiah tetapi ratusan juta rupiah.
GUDANG BAHAN BAKU KEMASAN , membutuhkan ruang yang kering, tidak bocor dan luas karena anda tahu sendiri dus, botol gelas itu sangat makan tempat.
GUDANG BARANG JADI, membutuhkan lebih besar lagi karena biasa dus kosong di lipat dan setelah jadi, dus dibuka ! anda bisa membayangkannya bukan ?
Berkat support dari berbagai pihak akhirnya KENDALA BESAR KEDUA akhirnya bisa diatasi denga baik, dan saya berpikir tinggal jualannya saja digenjot abis. Saya sendiri sudah menentukan harga jual ke distributor dan ke end user beserta program bonus dan reward secara matang sekali jauh jauh hari sebelum pendirian Pabrik AMDK ini.
Apa yang terjadi setelah melewati DUA HAL YANG BESAR tadi ? semua jurus dan strategy penjualan tidak bisa dipakai sama sekali setelah melewati dua hal besar tadi. NAH ! inilah RAHASIA TERBESAR PABRIK AMDK !! Saya sangat bersyukur sekali yang dalam sekian bulan akhirnya bisa menemukan RAHASIA ini dengan baik sekali.
Dengan senang hati saya akan berbagi saat bertemu anda suatu saat nanti. Khususnya bagi anda yang ingin investasi di Pabrik AMDK agar benar benar bisa melihat perspektif nuansa usaha Pabrik AMDK yang tidak memang tidak semua pemula berhasil menemukan RAHASIA di balik usaha AMDK ini. Semoga kita berjodoh !
Usaha ini bukan dibangun dalam semalam. Ada masa-masa berat yang membuat saya hampir menyerah. Tapi saya percaya, selama niat kita lurus—ingin memberi manfaat, ingin membuka jalan rezeki halal, dan ingin membantu sesama—maka Allah akan cukupkan jalan-Nya.
Saya tidak pernah menyangka, usaha kecil yang dulu hanya mengisi beberapa galon sehari, kini bisa membantu ribuan mitra membuka usaha serupa di berbagai penjuru negeri. Bukan karena saya hebat, tapi karena saya terus belajar dan tidak malu untuk memulai dari bawah.
Dalam setiap usaha, akan selalu ada rintangan. Tapi jangan pernah hilang arah. Selama kita jujur, sabar, dan konsisten, usaha sekecil apa pun akan tumbuh jika disirami dengan doa dan ketekunan.
Saya berharap, apa yang saya bangun lewat FujiRO bisa menjadi wasilah kebaikan—bukan hanya untuk keluarga saya, tapi juga untuk Anda yang sedang mencari arah, mencari keberanian, atau sekadar mencari harapan baru.
Karena usaha yang diniatkan untuk kebaikan, insyaAllah tidak akan sia-sia. Semoga kita semua dimudahkan dan dilapangkan dalam setiap langkah yang membawa keberkahan.
FUDJI WONG Founder + CEO FujiRO
Usaha Itu Ibadah, Jika Diniatkan Benar
Setiap langkah dalam membangun usaha adalah bagian dari ibadah, jika niatnya ditujukan untuk memberi manfaat. Memberi air minum yang layak bagi masyarakat bukanlah perkara sepele—ini tentang amanah, tentang kesehatan orang lain, dan tentang bagaimana kita menjaga kepercayaan konsumen.
Saya percaya, rezeki yang berkah datang dari usaha yang halal, dari proses yang jujur, dan dari produk yang benar-benar dibutuhkan orang banyak. Usaha air minum isi ulang atau air kemasan adalah salah satu bentuk nyata dari amal jariyah. Karena setiap tetes yang dikonsumsi dengan manfaat, bisa menjadi pahala yang terus mengalir.
Melalui FujiRO, saya ingin membantu lebih banyak orang untuk memulai usaha ini dengan sistem yang jelas, produk yang berkualitas, dan bimbingan yang nyata. Saya tidak ingin Anda hanya membeli mesin, tapi juga mendapatkan arah dan kepercayaan untuk melangkah.
Untuk Anda yang sedang mencari pintu rezeki baru, mungkin ini saatnya membuka peluang yang sudah lama Anda pikirkan. Jangan biarkan ragu mengalahkan niat baik. Jangan menunggu semuanya sempurna. Kadang langkah kecil yang diambil hari ini, adalah awal dari perubahan besar esok hari.
Semoga usaha Anda diberi kemudahan, keberkahan, dan pertumbuhan yang tak terduga. Karena ketika usaha dijalani dengan niat ibadah, maka hasilnya bukan hanya untung, tapi juga pahala.